SEJARAH PMII
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
wacana sejarah diyakini sebagian ahli sejarah sebagai sebuah konstruksi
pemikiran yang merekam hampir seluruh peristiwa yang pernah dialami
manusia. Pasang surut perjalanan manusia, bangsa, tokoh, mulai dari
kejayaan sampai tenggelamnya. Mengapa meski ada sejarah? signifikan apa
yang harus dipetik dalam sejarah ?
Mantan Presiden Amerka Serikat Abraham Lincoln menulis "we cannot
escape history" (kita takkan perrnah bisa melepaskan diri dari sejarah).
Masa lalu,masa kini, masa yang akan datang tak pernah dihindari dari
perjalanan hidup seseorang,organisasi, negara dalam perjalanan hidupnya.
Berkait itu pula para ahli sejarah eropa menulis "orang yang buta
dengan apa yang terjadi sebelum ia dilahirkan, maka selamannya akan
hidup menjadi bayi".Seperti halnya membaca novel yang langsung pada
akhir cerita. Tidak mengetahui pejalanan awal, konflik yang terjadi,
masalah yang menyelimuti perjalanan yang dihadapi, strategi yang mana
ibarat apa yang bisa di ambil, dan prediksi masa depan yang bagaimana,
semua tertutup karena melewatkan kejadian yang dilalui.
Begitu juga kita membicarakan PMII, membicarakan masalah yang
dihadapi masa kini saja tidak cukup, jika kita ingin memaknai dinamika
dan perjalanan PMII dimasa depan, Apalagi mengukur sejarah emas PMII
untuk generasi penerus kita. Tentunya keterlibatan dari berbagai elemen
dan sub sistem yang ada menjadi keharusan. Merancang warna apa PMII ke
depan itu tergantung bagaimana kita mampu mensiasati kekayaan sejarah
masa lalu, kini dan yang akan terjadi dan yang dimungkinkan bisa
terjadi.
Perjalanan PMII dalam lintasan sejarahnya,tidak bisa dilepaskan begitu
saja dari keterkaitan organisasi induk yang memberikannya. Dalam hal
ini, NU mempunyai peranan besar dalam mencetuskan ide, semangat dan
kerangka organisasi yang terbentuk. Incllude didalamnya asas dan
sifat keorganisasian.
Deskripsi hubungan NU-PMII yang sudah berjalan kurang lebih 36 tahun
dapat dibahas secara sederhana : Masa underbow (Dependen, 1960-1973),
masa (Independen, 1973-1991), dan masa Interpedensi (1991-sekarang).
Itulah hubungan formal PMII-NU.
A. Kronologi Berdirinya PMII
Hasrat untuk mendirikan organisasi dikalangan NU sebenarnya sudah lama menjadi impian. Hal ini terbukti dengan terbentuknya IMANU (Ikatan Mahasiswa NU) yang dibentuk pada desember 1955 di Jakarta. Namun, organisasi ini tak mampu bertahan lama. Berdirinya organisasi ini ditentang oleh pimpinan pusat IPNU dengan berbagai pertimbangan :
1. IPNU baru dibentuk pada 24 februari 1954,
2. Para penggerak IPNU banyak mahasiswanya, dikhawatirkan mereka meninggalkan IPNU dan aktif di IMANU,
3. IPNU baru saja berhasil menggalang persatuan dan perpaduan pelajar-pelajar dari sekolah umum, madrasah, pesantren, dan mahasiswa dalam 1 oganisasi. merupakan hal penting dalam pembinaan umat, yang mana sejak dulu merupakan kekuatan terpisah dan saling menjauh. bangunan yang baru saja dibangun ini dikhawatirkan akan hancur lagi,
4. Jumlah mahasiswa NU masih sedikit dan belum saatnya mendirikan organisasi khusus mahasiswa,
5. ketua PB NU sendiri menolak berdirinya IMANU. sejak saat itulah IMANU tak terdengar lagi dibicarakan..
Namun, Hasrat untuk mendirikan sebuah organisasi bagi mahasiswa NU ini, masih merupakan api dalam sekam. Dalam muktamar ke ll IPNU 1-5 januari 1957 di Pekalongan, perlu tidaknya didirikan suatu organisasi kemahasiswaan tetap dibicarakan.
Atas pertimbangan yang logis dan objektif, desakan dari mahasiswa NU yang duduk di PT, Universitas, dan Akademi akan organisasi khusus mahasiswa, maka pada muktamar ke lll IPNU 27-31 desember 1958 di Cirebon, dibentuklah Departemen Perguruan Tinggi sebagai alat bagi pengurus yang duduk di perguruan tinggi.
Dalam perkembangan berikutya, karena praktis deppartemen yang baru dibentuk tak dapat menjadi alat yang konkret bagi mahasiswa NU yang memang alam dan kepentingan sudah berbeda dengan pelajar, tanggung jawab berbeda, maka dalam konferensi besar IPNU l, 14-17 maret 1960 dikaliurang yogyakarta, dibentuk 13 panitia sponsor yang akan ditunjuk menyiapkan musyawarah NU se-Indonesia. ketiga belas orang itu adalah :
1. Mewakili Jakarta; A. Khalid Mawardi, M. Said Budari, M. Shobic Ubaid,
2. Mewakili Bandung; M. Makmun Sukri BA, Hilman,
3. Mewakili Yogyakarta; H. Ismail Makki, Munsif Nachrawi,
4. Mewakili Semarang ; A. Wahab Jaelani;
5. Mewakili Malang; M . Khalid Marbuka;
6. Mewakili Surabaya; Hisbullah Huda;
7. Mewakili Makassar; Ahmad Husein
Atas keuletan mereka inilah berhasil mengadakan Musyawarah Nasional (MUNAS) mahasiswa NU 14-16 april di surabaya, yang dihadiri oleh wakil-wakil sekolah Mulimat NU Wonokromo, Jakarta, Semarang, Malang, Surabaya, senat-senat mahasiswa dan perguruan tinggi NU. Atas dasar pertimbangan; pentingnya orgnisasi bagi mahasiswa untuk kepentingan mahasiswa, dan perjuangan politik, berdirilah PMII sebagai follow up Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Pada musyawarah itu disusun pula peraturan PMII, program kerja, dan menunjuk H. Mahbub Junaedi sebagai ketua umum, A. Khalid Mawardi (ketua l), Said Budairi (Sekretaris Umum), dan orang-orang inilah yang menyusun kepengurusan selengkapya.
Berlakunya peraturan dasar dimulai pada 17 april 1960 pada resepsi diproklamirkanya hari lahir PMII dibalai pemida Surabaya. Acara dan momen ini mendapat perhatian besar dari mahasiswa, senat mahasiswa, organisasi ekstra, dan intra universitas serta wakil-wakil golongan politik.
A. Kronologi Berdirinya PMII
Hasrat untuk mendirikan organisasi dikalangan NU sebenarnya sudah lama menjadi impian. Hal ini terbukti dengan terbentuknya IMANU (Ikatan Mahasiswa NU) yang dibentuk pada desember 1955 di Jakarta. Namun, organisasi ini tak mampu bertahan lama. Berdirinya organisasi ini ditentang oleh pimpinan pusat IPNU dengan berbagai pertimbangan :
1. IPNU baru dibentuk pada 24 februari 1954,
2. Para penggerak IPNU banyak mahasiswanya, dikhawatirkan mereka meninggalkan IPNU dan aktif di IMANU,
3. IPNU baru saja berhasil menggalang persatuan dan perpaduan pelajar-pelajar dari sekolah umum, madrasah, pesantren, dan mahasiswa dalam 1 oganisasi. merupakan hal penting dalam pembinaan umat, yang mana sejak dulu merupakan kekuatan terpisah dan saling menjauh. bangunan yang baru saja dibangun ini dikhawatirkan akan hancur lagi,
4. Jumlah mahasiswa NU masih sedikit dan belum saatnya mendirikan organisasi khusus mahasiswa,
5. ketua PB NU sendiri menolak berdirinya IMANU. sejak saat itulah IMANU tak terdengar lagi dibicarakan..
Namun, Hasrat untuk mendirikan sebuah organisasi bagi mahasiswa NU ini, masih merupakan api dalam sekam. Dalam muktamar ke ll IPNU 1-5 januari 1957 di Pekalongan, perlu tidaknya didirikan suatu organisasi kemahasiswaan tetap dibicarakan.
Atas pertimbangan yang logis dan objektif, desakan dari mahasiswa NU yang duduk di PT, Universitas, dan Akademi akan organisasi khusus mahasiswa, maka pada muktamar ke lll IPNU 27-31 desember 1958 di Cirebon, dibentuklah Departemen Perguruan Tinggi sebagai alat bagi pengurus yang duduk di perguruan tinggi.
Dalam perkembangan berikutya, karena praktis deppartemen yang baru dibentuk tak dapat menjadi alat yang konkret bagi mahasiswa NU yang memang alam dan kepentingan sudah berbeda dengan pelajar, tanggung jawab berbeda, maka dalam konferensi besar IPNU l, 14-17 maret 1960 dikaliurang yogyakarta, dibentuk 13 panitia sponsor yang akan ditunjuk menyiapkan musyawarah NU se-Indonesia. ketiga belas orang itu adalah :
1. Mewakili Jakarta; A. Khalid Mawardi, M. Said Budari, M. Shobic Ubaid,
2. Mewakili Bandung; M. Makmun Sukri BA, Hilman,
3. Mewakili Yogyakarta; H. Ismail Makki, Munsif Nachrawi,
4. Mewakili Semarang ; A. Wahab Jaelani;
5. Mewakili Malang; M . Khalid Marbuka;
6. Mewakili Surabaya; Hisbullah Huda;
7. Mewakili Makassar; Ahmad Husein
Atas keuletan mereka inilah berhasil mengadakan Musyawarah Nasional (MUNAS) mahasiswa NU 14-16 april di surabaya, yang dihadiri oleh wakil-wakil sekolah Mulimat NU Wonokromo, Jakarta, Semarang, Malang, Surabaya, senat-senat mahasiswa dan perguruan tinggi NU. Atas dasar pertimbangan; pentingnya orgnisasi bagi mahasiswa untuk kepentingan mahasiswa, dan perjuangan politik, berdirilah PMII sebagai follow up Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Pada musyawarah itu disusun pula peraturan PMII, program kerja, dan menunjuk H. Mahbub Junaedi sebagai ketua umum, A. Khalid Mawardi (ketua l), Said Budairi (Sekretaris Umum), dan orang-orang inilah yang menyusun kepengurusan selengkapya.
Berlakunya peraturan dasar dimulai pada 17 april 1960 pada resepsi diproklamirkanya hari lahir PMII dibalai pemida Surabaya. Acara dan momen ini mendapat perhatian besar dari mahasiswa, senat mahasiswa, organisasi ekstra, dan intra universitas serta wakil-wakil golongan politik.
Comments
Post a Comment